Sabtu, 27 Juli 2013
TENANGLAH DI SURGA, DUA MALAIKATKU
Hai namaku Raya, nama panjangku Raya Agustina. Nama yang cantik kan? Hehe. Ini kisah tentang perkenalan, persahabatan, yang akhirnya menjadi sebuah percintaan. Namanya Senja dia adalah sahabatku. Dan dia juga adalah kekasih pertamaku. Bagiku dia adalah superhero. Aku menyayanginya dan dia pun menyayangiku. Bagi Senja aku adalah cinta pertama dan cinta terakhirnya. Oh iya selain Senja aku juga mempunyai orang yang berarti namanya Nayla, dia adalah sahabatku sejak masih kecil. Ayahku bersahabat dengan Ayahnya, begitu pun Mamaku. Nayla sudah seperti kakakku sendiri. Semuanya berawal dari indahnya hari itu…
“Ray…. Ray… pulangnya anterin gue yuk ke toko buku.” Teriak Sahabatku Nayla
“Males Nay, capek tau.” Tolakku
“Ah Raya mah gituuuuu. Gue beliin Es krim sama lollipop deh. Yayaya?”
“Ah lo mah tau aja sih jurus buat ngerayu gue. Yaudah iya ntar pulang sekolah gue anterin.”
“Ah Raya emang sahabat gue paling baik.” *cup* tiba-tiba dia mencium pipi kananku lalu pergi
“Naaaaaaaaaaaay…….. gue masih normal”
Dari kejauhan aku lihat Nayla tertawa. Saat pulang sekolah……
“Nay , gue kesitu dulu ya.”
“Iya ati-ati ntar lo ilang.”
“Ih Nay mah jahat.”
“hahaha yaudah sana.”
Saat aku sedang meliat-lihat novel, tiba-tiba *bruk* sepertinya aku bertabrakan dengan orang.
“Maaf maaf.” Katanya
“Iya gapapa kok.”
“Kamu beneran gapapa?”
“Iya gapapa beneran”
“Aku Senja. Kamu siapa?”
“Ah basi nih ngajak kenalannya. Klasik banget caranya.”
“Haha kamu tuh lucu ya. Aku ga ada niat kok sengaja nabrak kamu buat ngajakin kenalan.”
“Oh gitu. Haha berarti aku kepedean dong ya? Namaku Raya.”
“Indonesia?”
“yeeeeh bukaaaaan.”
“hahaha kirain. Oh iya sama siapa kamu kesini?”
“Sama temen, eh sorry aku buru-buru nih. Aku duluan ya. Bye”
“Oke bye”
Setelah pulang dari toko buku aku dan Nayla mampir ke kedai es krim langgananku.
“Ray lo mau es krim yang rasa biasa kan?”
“Iya Nay. Eh Nay, lo mau masuk SMA apa SMK?”
“SMA lah Ray, bareng lagi ga?”
“iya bareeeeeeeeeeeeeng.”
“bosen Ray, hahaha”
“Nayla jahat aaaaaah. Eh Nay tadi gue kenalan sama cowok. Namanya Senja. Dia lumayan cakep loh.”
“Nih es krim lo. Kok bisa?”
“Tadi sempet tabrakan pas di toko buku.”
“Aduh Raya klasik lo ah.”
“Ih Nay, kan lo tau gue belum pernah ngerasain pacaran.”
“Hahaha iya iya gue tau kok jatuh cinta aja belum pernah kan? Hahaha. Besok udah mulai pendaftaran SMA. Lo sama nyokap?”
“Ih kok lo ngeledek sih Nay? Sama lo aja ah. Nyokap pasti kerja kan”
“Kenyataan kali Ray. Hahaha. Yaudah besok jam 9 ya.”
“Ih awas lo ya. Okeeeee.”
Keesokan harinya aku dan Nayla pergi untuk mendaftar ke salah satu SMA swasta di Jakarta. Meskipun swasta tapi itu adalah salah satu sekolah favorit. Aku dan Nayla memang selalu bersama-sama sejak dulu dari TK sampai sekarang.
“Ray, lo tunggu sini ya. Gue mau ngambil formulirnya dulu.”
“oke deh, jangan lama-lama ya Nay.”
“Siap anak manjaaaaa.”
“Ih Naylaaaaaaa.”
Nayla hanya tertawa melihatku yang sedang menekuk wajah. Sambil menunggu Nayla aku memutuskan untuk menonton latihan basket yang ada di SMA itu. Kabarnya basket SMA pilihanku ini terbaik se-Jakarta tapi itu baru kabarnya. Waktu sedang asik menonton tiba-tiba salah satu player menghampiriku.
“Raya kan?”
“Iya, siapa ya?”
“Aku Senja yang waktu itu di toko buku.”
“oooooh iya iya aku inget. Kamu ngapain disini?”
“Loh harusnya aku yang nanya kamu ngapain disini? Kalo aku sih emang sekolah disini.”
“Ha? What? Serius?”
“Iya, emang kenapa? Ada yang salah?”
“Hehe ya engga sih, aku baru mau daftar disekolah ini.”
“Oh haha berarti nanti kamu jadi adek kelas aku ya?”
“Woooo pede banget siapa juga yang mau jadi adek kelas kamu?”
Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba handphone ku berbunyi…
“Halo? Kenapa Nay?”
“Raya lo dimana sih? Daritadi gue nyariin lo gue kira lo udah balik jadi gue balik juga. Giliran udah sampe rumah lo nya ga ada. Lo dimanaaaaaaaa?”
“Ah Nayla kok gue ditinggal sih jahat banget. Gue lagi dilapangan tadi Nay, ah Nayla gue balik sama siapa?”
“Ah lo sih pake ngeluyur. Yaudah naik taksi aja ya. Mobil gue lagi dipake.”
“Yah yaudah deh. Bye Nay.”
“Kenapa?” Tanya Senja
“Sahabat aku udah pulang duluan.”
“Yaudah kamu pulang sama aku aja. Aku sebentar lagi selesai latihan kok.”
“Tapi…..”
“Mau pulang sendiri apa ada temennya?”
“Yaudah deh.”
“Nah gitu dong. Tunggu ya.”
Setelah selesai latihan Senja menghampiri aku. Lalu kami pulang bersama. Kami mengobrol banyak. Ternyata Senja orangnya asik juga. Dalam obrolan kami Senja menceritakan semua tentang dirinya. Kalau aku pikir-pikir Senja tipe orang yang romantis. Kenapa? Karena dia suka pantai, suka sunset. Dan I think he’s so cute. Kami saling bertukar nomor, ym, e-mail, twitter dan lain-lain. Sayang kami harus mengakhiri obrolan karena sudah sampai dirumahku. Disana Nampak Nayla yang berdiri cemas menungguku.
“Nay, ini Senja. Senja ini Nayla”
“Hai” sapa Senja
“Manjaaaaa lo bikin gue panik tau ga?”
“Maafin gue ya Nay. Hehe”
“Thanks ya udah nganterin Raya pulang”
“Sama-sama kok. Gue balik dulu ya. Raya aku pulang ya.”
“Iya byeeeee”
Setelah Senja pulang, aku dan Nayla masuk ke kamarku. Aku menceritakan banyak hal ke dia. Dia terlihat senang melihatku senang. Lalu dia berkata…
“Ray, lo sayang ga sama gue?”
“Ih Nayla, ya sayang lah. Kenapa?”
“Gapapa Ray, gue juga sayang sama lo. Lo itu udah kayak adek gue sendiri. Meskipun lo bawel, nyebelin, manja, cengeng. Tapi gue sayang sama lo.”
“Ah Naaaaaaay co cweet.”
“Idih apaan sih lo alay banget. Hahaha. Lo mau janji ga Ray?”
“Apa?”
“Apapun yang terjadi nanti kita tetep jadi sahabat. Sampai akhir hayat, sampai kita di akhirat.”
“Janji! Pinky swear!”
“Hahaha, pinky swear! Yaudah sana mandi lo. Buluk banget tau ga. Ntar gue bikinin susu anget.”
“iiiih nyebelin, oke maaci baby cantik. Muaaaah.”
“Rayaaaaaa.”
Semua indah dan terasa tanpa beban menjalani hidup bersama Nayla. Dia sosok yang mempunyai peran penting dalam hidupku. Hmmm.. Hari ini adalah ulangtahun Papa. Seperti biasa keluargaku dan Nayla pasti akan mengadakan pesta kecil-kecilan di halaman rumahku. Kami nampak bahagia, tapi aku rasa lebih bahagia Nayla. Dia punya kakak namanya Randy, mas Randy sangat menyayangi Nay. Nay juga punya pacar namanya Dimas. Kalau aku sih masih anak bawang. Pacar ga punya, kakak juga ga punya. Tapi aku masih punya Mama, Papa, dan Nay.
Wah ga kerasa tahun ajaran baru sudah dimulai sekarang aku dan Nay sudah resmi jadi anak SMA looooh. Hihi seneng deh. Oh iya hari ini juga genap 4 bulan perkenalan aku sama Senja. Dan hari itu…
“Nay, Aya mana?”
“Lagi ke kamar mandi Ja, kenapa?”
“Gue mau nembak dia. Bantuin gue please.”
“Oke oke, jangan grogi. Stay cool oke.”
“Oke oke sip. Huuuuuuh”
“Ja, Nay kenapa? Mukanya pada lucu begitu.”
“hmmm Ya, aku sayang sama kamu. Kamu mau ga jadi pacar aku?”
“Eja, kamu serius?”
“Iya, serius banget.”
“Nay, gue boleh pacaran?”
“Ray, you’re my bestfriend I’m happy if you’re happy”
“Ah Nay so sweet. Iya Ja aku mau.”
“Beneran? Jadi sekarang kita pacaran nih? Yes”
“Eja jangan kenceng-kenceng aku malu tau.”
“Hahaha iya iya maaf. Yaudah aku ke kelas ya. Bye”
“Bye”
“Ah Raya sahabatku yang imutnya minyi minyi akhirnya punya pacar jugaaaaa.”
“Makasih ya Nay.”
“Buat apa?”
“Buat segalanya.”
Nayla hanya membalas senyum kecil yang aku berikan kepadanya. Bagiku hari itu seperti mimpi, Senja orang yang selalu membuat hatiku berdebar kini bisa kumiliki. Aku terus tersenyum di dalam kamar.
“Hayo anak Mama lagi apa?”
“Ih mama, ketok pintu dulu dong kalo mau masuk”
“Mama udah ketok loh tapi kamu ga nyaut. Lagi ngelamunin apa sih?”
“Ma, tau ga? Raya udah punya pacar. Dia kakak kelas Raya, namanya Senja.”
“Wah bagus dong, baru masuk SMA udah dapet kakak kelas. Kapan-kapan ajak main ya.”
“Iya Ma pasti.”
“Yaudah sana kamu bobo udah malem. Selamat malam peri kecil mama.”
Aku bahagia mempunyai keluarga yang istimewa. Aku punya Nayla, dan sekarang aku punya Senja. Pagi itu seperti biasa aku berangkat bersama Nayla. Meskipun Senja selalu mengajakku berangkat bersama tapi aku selalu menolak dengan alasan “kasian Nayla sendirian” hihi.
“Ray, H-5 ya?”
“Apaan Nay?”
“Ulangtaun lo Rayaaaaa.”
“Hahaha apal aja.”
“Eh gue sama lo sahabatan dari masih jadi janin masa iya gue ga tau.”
“Alay nya keluar kan. Emang lo mau apaan?”
“Nonton ya Ray ada Film bagus.”
“Iya iya woles ajak Dimas. Sekalian kita double date.”
“Okesiaaaaap!”
Hari terus berganti H-2 ulangtahunku dan hari itu Nayla tidak masuk sekolah. Alasannya sakit, tapi aku dilarang menjenguknya. Anak itu memang suka aneh. Jadi, intinya hari ini aku seharian bersama Senja. Setelah pulang sekolah aku mengajak Senja mampir ke toko buku membeli Novel terbaru untuk Nayla. Ketika sedang sibuk mencari buku tersebut. Handphone ku berbunyi.
“Kenapa Nay?”
“Raya, ini tante. Ray, Nayla mengalami kecelakaan.”
“Apa?”
Aku tak kuasa membendung airmataku. Aku peluk erat Senja. Dan aku segera bergegas menuju rumah sakit dimana Nayla dirawat. Sesampainya disana kutemui sahabat tersayangku sudah tak berdaya. Mungkin tinggal menunggu waktu. Entah akan selamat atau…….. pikiranku sudah tidak karuan. Aku hanya bisa menangis dan berdoa.
“tante kenapa bisa begini?”
“Tadi Nayla bilang kalau dia mau membuat sesuatu yang spesial untuk kamu. Dia sengaja ga masuk sekolah karena itu. Dia izin pergi ke suatu tempat. Pas diperjalanan pulang dia bilang hadiah untuk kamu sudah jadi dan katanya hadiah itu bagus. Setelah itu 15 menit kemudian tante mendapat telepon dari pihak rumah sakit.”
Tak lama dokter keluar dari ruangan Nayla…
“Ibu, kami mohon maaf. Nayla mengalami pendarahan yang cukup parah dibagian kepala sehingga nyawanya tidak bisa ditolong lagi.”
Mendengar kata-kata dokter itu serasa ada yang menusuk jantungku. Nayla, Nayla sahabatku sudah tiada untuk selamanya. Tubuhku lemas, aku jatuh. Separuh nyawaku seakan diambil dan dibawa pergi. Kini tidak ada lagi canda tawa bersama Nayla. Yang ada tinggal kenangan bersamanya. Tepat dihari ulangtahunku. Mas Randy mengantarkan kado yang Nayla buat untukku. Isinya kotak music dengan miniatur aku dan Nayla dan sebuah video yang Ia buat sendiri. Aku tak kuasa menahan airmataku. Senja hanya bisa memelukku. Saat Nayla pergi memang Senja lah yang selalu ada. Dia selalu mensupport ku.
Genap setahun kepergian Nayla tapi aku masih belum bisa menerima kenyataan kalau Nayla sudah meninggal.
“Ay, sampe kapan kamu begini terus? Kasian kan Nayla. Dia pasti sedih liat kamu sedih.”
“Tapi Ja, aku sayang sama Nay. Aku masih ga percaya dia pergi.”
“Tuhan punya rencana dibalik semua peristiwa.”
“Tapi aku ga punya sahabat kayak Nayla lagi.”
“Yaudah, aku jadi sahabat kamu ya. Aku akan jadi sahabat, pacar, dan superhero buat kamu. Aku bakal lakuin apa aja buat kamu. Asalkan kamu mau senyum dan ceria lagi.”
“Janji? Pinky Swear?”
“Iya aku janji! Pinky Swear!”
Ah Senja…. Dia selalu punya cara membuatku kembali tersenyum. Seberapa pun banyaknya luka yang aku rasakan dia selalu bisa mengembalikan satu senyuman terbaikku. Waktu terus berjalan tidak terasa 6 tahun sudah berlalu. Aku masih bersama Senja. Dan cerita ini akan berakhir sampai maut memisahkan kami. Hari itu nampaknya Senja tidak sehat, dia terlihat pucat.
“Eja kamu kenapa?”
“Aku ngga apa-apa. Akhir-akhir ini kepalaku sakit terus kenapa ya? Aku juga sering mimisan.”
“Udah cek ke dokter?”
“udah, kata dokter cuma kecapean.”
“Yaudah kita ke dokter lagi ya hari ini. Biar kamu fit dihari pertunangan kita nanti.”
“Ga usah, kan obat aku dirumah masih ada.”
“Oh iya, yaudah kamu istirahat ya.”
Akhirnya 3 bulan yang aku nanti kan datang juga. Hari ini aku akan bertunangan dengan Senja, pria yang aku cintai. Andai Nayla ada disini mungkin aku dan dia akan bertunangan bersama-sama. Saat sedang bertukar cincin tiba-tiba Senja terjatuh dan pingsan. Kami langsung melarikannya ke rumah sakit. Senja nampak lebih kurus, rambutnya juga semakin menipis. Sebenarnya apa yang terjadi.
“Tante, Senja sakita apa?”
“Sebenarnya Senja terkena kanker stadium akhir sejak setahun yang lalu. Tapi tante dilarang memberitahu kamu. Dia takut kamu sedih.”
“Jadi Senja?”
“Iya Ray, kamu yang sabar ya sayang.”
Tuhan… cobaan apalagi ini? Belum cukup kah Engkau mengambil Nayla dariku? Sekarang Engkau ingin mengambil Senja dariku. Kulihat Senja terbaring lemah dengan alat yang dipasang diseluruh tubuhnya. Airmataku tidak dapat dihentikan.
Seminggu lamanya Senja terbaring, akhirnya pagi itu dia sadar.
“Eja, Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga.”
“Ay, maafin aku ya. Aku udah buat kamu susah.”
“Engga kok. Kamu kenapa ga cerita kalo kamu sakit kanker?”
“Aku Cuma ga mau jadi beban pikiran kamu, aku mau jadi penyemangat kamu disaat kamu down.”
“Eja, aku sayang sama kamu. Kamu ga boleh ngomong gitu lagi.”
“Aku juga sayang sama kamu. Oh iya aku mau minta sesuatu boleh?”
“Apa?”
“Aku mau ke Anyer. Aku mau liat sunset sama kamu.”
“Iya nanti ya kalo kamu udah boleh keluar dari rumah sakit.”
Sebulan kemudian, aku dan Senja memutuskan untuk berlibur ke Anyer. Aku menepati janjiku untuk meilhat sunset bersama Senja. Saat sore itu tiba.
“Ay, sini tiduran disamping aku. Sunsetnya indah ya?”
“Iya indah banget.”
“Tapi sunset ini masih kalah indah sama cinta yang kamu kasih buat aku, makasih ya Ay kamu udah jadi mentari dan pelangi dihidup aku. Mungkin kamu emang bukan pacar pertama buat aku, tapi kamu itu cinta pertama dan terakhirku. Sejak pertama kenal kamu, aku tau kamu itu orangnya nyenengin selalu bisa bikin orang bahagia. Kamu itu beda sama perempuan lainnya. Kamu itu istimewa. Maaf aku ga bisa jadi yang sempurna buat kamu.”
“Ja, buat aku kamu itu superhero, kamu itu pacar dan cinta pertama buat aku. Kamu juga sahabat terbaikku setelah Nayla. Aku sayang banget sama kamu.”
“Aku juga sayang banget sama kamu. Ay, kalo nanti aku pergi kamu janji ya jangan sedih jangan nangis. Dimanapun kamu berada aku akan tetep dideket kamu. Kamu harus jadi perempuan yang kuat. Ada atau ga ada aku disisi kamu nanti.”
“Kamu pasti sembuh kok.Harus yakin ya.”
“Ay….”
Senja mencium keningku dan memelukku erat. Dia membisikkan sebuah kata dengan lembut di telingaku “Terimakasih untuk sunset terindah ini.” Seketika itu pelukkan yang erat lama-lama melemah. Disitu aku sadar bahwa Senja sudah dipanggil oleh Tuhan. Aku hanya bisa menatap wajahnya yang pucat, memeluk tubuhnya yang mulai dingin. Airmata pun jatuh tak tertahankan mengiringi kepergian orang yang aku cintai.
Tuhan, Engkau telah mengambil Nayla dan Senja. Aku tahu Engkau punya rencana dibalik ini semua. Aku hanya minta padaMu tempatkan mereka disisi terbaikMu. Dan sampaikan salamku pada mereka, katakana pada mereka bahwa aku mencintai mereka.
Senja dan Nayla adalah kisah manis dalam hidupku. Mereka adalah orang yang sangat aku cintai. Aku beruntung mengenal mereka dan aku beruntung ada di bagian hidup mereka. Nay, jagain Eja ya jangan sampe Eja nakal. Nay juga baik-baik disana. Nay sama EJa tunggu aku disana ya. Nanti kita kumpul lagi kita main sama-sama lagi Kalian yang tenang ya disurga dua malaikatku. Doaku disini selalu untuk kalian.
THE END
Categories
Cerpen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar