Aku membuka
mata, kurasakan otot-ototku yang sudah rileks kembali. Huaah… selamat pagi
dunia. Kuhirup udara segar pagi ini. Terima kasih Tuhan karena berkat
karunia-Mu aku masih dapat menghirup udara hari ini. Hei perkenalkan aku Rasha
Ananda Putri sebenarnya aku kembar loh , nama kembaranku itu Resha Ananda
Putri. Kami sangat akur, meskipun sering terjadi konflik diantara kami.
Hihihi….
Oiya
sampai lupa, aku juga memiliki dua kaka. Kaka yang pertama bernama Reno dia
sedang kuliah di UGM, dan yang kedua bernama Revan. Wah… nama kami dari ‘R’
semua ya? Hahaha. Aku juga memiliki papa dan mama. Papa bekerja di Departemen
Kesehatan dan mama bekerja sebagai guru SMP. Aku sangat bahagia memiliki
keluarga yang utuh seperti ini. Namun kebahagiaan itu mulai memudar ketika
Resha saudara kembarku divonis menderita kanker otak.
Hari
ini seperti biasa aku dan Echa (panggilan Resha) saling berebut kamar mandi,
maklum satu kamar isinya satu kamar mandi sedangkan di kamar mandi yang ada di
luar kamar ada Papa yang lagi mandi. Terpaksa aku harus mengalah, untung Echa
mandinya ga lama. Setelah selesai mandi, aku dan Echa bersiap untuk berangkat
ke sekolah. Eh iya, meskipun kami kembar kami ga sekelas loh..
“Echa
Acha……. Cepetan dong udah jam berapa nih? Dandan aja lama banget sih.
Cepetan….” Teriak kak Revan
“
iyaaaaaaaaa kaaaaa sabaaaaar lagi pake sepatu…..” kataku menyahut
“Acha
ayo cepet…..” kata Echa yang semakin membuatku panik dan tergesa-gesa
“
Ih sabar dong…. Nah selesaiiiii.” Kataku gembira
“ayo
ayo nanti si kaka bawel marah.” Ledek Echa
Sesampainya
di meja makan…..
“lama
banget sih. Ditungguin daritadi juga.” Kata ka Revan
“Maaf
ka, Acha sama Echa kan cewe jadi wajar kalo lama. Wleeee” kataku membela diri
“ah
alasan… yaudah ayo.” Jawab ka Revan ketus
“Mama…Papa…
Acha sama Echa berangkat dulu ya. Daaaa…. Assalamualaikum.” Kataku berpamitan
Diperjalan
menuju sekolah yang lumayan jauh aku dan Echa saling bersenda gurau, kami
memang kembar tapi sifat kami berbeda. Banyak yang bilang kalau Echa lebih
feminim dibanding aku. Tapi masalah cowo Echa memang lebih banyak fansnya,
haha. Tapi aku ga pernah iri sama dia, justru aku bersyukur karna punya kembaran
kayak dia. Dia pintar, cantik, baik, pendiam tapi ramah.
Sesampainya
di sekolah kak Revan memarkir mobil lalu kemudian kami berjalan bersama menuju
kelas. Kakakku yang satu ini kapten basket dan jadi pujaan para wanita
disekolahku loh..
Pada
saat di kelas…..
“Achaaaaaaaaaaaaa.”
Teriak Dewi memanggil namaku
“apaan
sih Wi ? Pagi-pagi udah berisik aja.” Sahutku
“yaelah…
jutek bener yaa. Gue cuma mau ngasih tau di kelas A2 ada anak baru ganteeeeeeng
banget. Serius deh.” Kata Dewi histeris
“terus?
Apa urusannya sama gue Wi?” kataku sambil berjalan menuju tempat dudukku
“
Lo pasti nyesel udah ngomong gitu.” Kata Dewi meyakinkan
“Emang
se-ganteng apa sih Wi? Gue penasaran.” Kataku
“Se-ganteng
kim hyun joong.” Kata Dewi
“apa
kata lo deh Wi, Astagfirullah gue lupa buku matematika gue ada di Echa. Ayo Wi
anterin gue sekarang plis….” Kataku memohon pada Dewi
“ah..
lo kebiasaan banget sih. Yaudah ayo.” Kata Dewi
Pada
saat menuju kelas A2 dijalan aku ga sengaja menabrak seorang cowo. Bruuuk….
“aw…maaf
yaa. Gue ga sengaja.” Kataku meminta maaf
“eh
iya gapapa.. gue juga minta maaf tadi jalan ga liat-liat.” Kata cowo itu
Waktu
aku melihat wajahnya…. Aaaaaa…… kalian pasti ga percaya, dia ganteng banget.
Putih, tinggi, mancung, cool, ramah, senyumnya ga nahan. Perfecto buat ukuran
cowo. Sampai-sampai aku terpesona… wah kalo lagu yang pas kayaknya “Terpesona
ku pada pandangan pertama dan tak kuasa menahan rinduku.” Awawaw…
“hei…
lo gapapa ?” kata cowo itu membuyarkan lamunanku
“eh
sorry.. iyaa gue gapapa. Hehe” jawabku sambil tersenyum
‘”hmm…
lo anak baru yaa?” tambahku
“iyaa,
kok lo tau?” jawabnya
“soalnya
gue baru liat lo hari ini.” Kataku
“Iya
gue baru aja pindah, hari ini pertama kalinya gue masuk sekolah. Oh iya nama
gue Yudha. Nama lo siapa ?” tanyanya padaku
“oh
my god.. dia ngajak gue kenalan. Mimpi kali yaa eh tapi kayaknya engga.” Kataku
dalam hati
“gue
Rasha, anak A1. Hehe.” Jawabku
“eheeem…
gue jadi kacang nih kayaknya.” Sahut Dewi
“yaampun
maaf my beb, oh iyaa kenalin Yud ini best friend gue namanya Dewi.” Kataku
“Oh…
salam kenal yaa. Eh lo mau kemana?” Tanya Yudha
“gue
mau ke A2, hehe. Duluan ya.” Kataku menyudahi pembicaraan
“oke
deh.. see you.” sahutnya
Sesampainya
di A2…
“Echaaaaaaaaaaaaaa……
buku MTK Acha mana?” tanyaku pada Echa
“Nih,
Acha kebiasaan sih setiap turun dari mobil ga pernah ngecek lagi.” Kata Echa
memarahiku
“iiiiiiih…..
maaf, Acha kan buru-buru. Eh Echa, masa tadi Acha liat ada anak baru…
ganteeeeeeeng banget namanya Yudha.” Kataku
“dasar
deh Acha liat yang ganteng dikit langsung seger matanya. Haha. Acha udah bel
tuh” kata Echa
“eh
iyaa.. yaaah… yaudah deh, Acha ke kelas dulu yaa. Ntar istirahat Acha main
kesini, okeoke.” Kataku
“iyaaaa
bawel.” Kata Echa
Pada
saat jam pelajaran aku sama sekali ga konsen, aaaah cowo itu bikin aku gini nih. Sebeeeeeel…… tapi
seneeeeeeng…. Ga berapa lama kemudian bel istirahat berbunyi.
“Alhamdulillah
yah, sesuatu banget bel istirahat bunyi. Haha. Wi, gue ke A2 dulu yaa.” Pamitku
pada Dewi
“Echaaaaa….”
Teriakku
“Apa?”
jawab Echa Singkat
“Ih
Echa judes wleeeee.” Kataku meledek
“haha,
apa sih Acha? Eh iya Cha, cowo yang Acha bilang itu ternyata anak baru disini.
Dia duduk sama Echa tau. Haha” kata Echa
“ha?
Aaaaa Echaaaaa…. Acha mau. Hiks. Jangan diambil yaa itu punya Acha.” Kataku
“Iyaa
Acha tenang aja, kalo perlu Echa comblangin deh.” Kata Echa menawarkan jasa
“ah…
mauuuuuu.” Sahutku senang
“Loh..
Rasha? Resha?” tiba-tiba seseorang datang menghampiri kami
“Yudha.”
Kataku
“kalian
kembar? Yaampun gue kok baru sadar ya? Padahal gue duduk sama Echa. Haha” kata
Yudha
“haha..
kasian banget lo baru sadar wleee.” Kataku meledek
“hehe
iyaa nih, eh Sha gue minta nomer lo boleh?” Tanya Yudha
“Sha
yang mana nih?” Tanyaku
“dua-duanya
deh.” Jawab Yudha
Setelah
aku meberikan nomer handphoneku aku bergegas ke kelas, aaaah rasanya seneng
banget deh. Berbunga-bunga. Pik pik… handphoneku berbunyi pas aku liat ada sms
yang isinya “save ya ini Yudha.” Aaaaaaah bahagia loh teman . haha
Saat
pulang sekolah tiba-tiba Echa mendadak sakit kepala, lalu mimisan. Tapi Echa
menyuruhku buat ga bilang ke Papa sama Mama. Tapi aku juga khawatir sama
keadaannya dia.
Tiga
bulan sudah aku kenal sama Yudha, ga lama Yudha nyatain perasaan ke aku. Aku
seneng banget, tanpa pikir panjang aku nerima dia buat jadi pacar aku tepatnya
tanggal 3 Januari. Setelah sebulan kami berpacaran, tiba-tiba Yudha ga ada
kabar selama seminggu terus si Echa juga agak berubah gitu kayak orang was-was.
Suatu
hari….
“Acha…
Echa duluan ya. Ada keperluan penting.” Kata Echa bergegas pergi
“Mau
kemana?” tanyaku
“Ada
deh. Daaaaa.” Jawabnya
Lalu
aku berinisiatif untuk mengikutinya, aku liat dia berhenti di sebuah mall. Aku
heran karena Echa itu jarang banget pergi ke mall kalo ga sama keluarga. Aku
masih mengikuti dia, setelah masuk kedalam aku melihat Echa masuk ke sebuah
café. Dan tahukah teman apa yang aku liat? Echa di café itu sama Yudha pacar
aku. Jleb….. sakit banget nusuk. Akhirnya aku masuk ke café itu.
“Echa…Yudha…”
kataku
“Acha….
Kok kamu bisa disini?” Tanya Echa dengan raut wajah kaget
“bisalah
ini kan tempat umum.” Jawabku sewot
“Aku
bisa jelasin semuanya Cha.” Kata Yudha
“Ga
perlu. Gue balik dulu. Bye.” Kataku
Sesampainya
dirumah aku langsung mengunci kamar, aku menangis teman…
Lalu
tiba-tiba ada suara mengetuk pintu… tok..tok..tok
”Acha….
Ini Echa….” Katanya sambil mengetuk pintu
“mau
ngapain? Sodara macem apa lo ?” kataku membentak
“Cha,
dengerin Echa dulu.” Kata Echa yang kudengar sampai menangis
“Engga…
pergi sana.” Sahutku
kemudian
suara itu tidak terdengar lagi. Seminggu aku ga ngomong sama Echa maupun Yudha.
Kalian pasti tau gimana sakitnya dikhianatin. Lalu pada suatu hari sepulang
sekolah kejadiaan na’as menimpaku. Aku kecelakaan ketabrak mobil untung
mobilnya ga kenceng. Tapi aku langsung pingsan dan pas aku bangun, aku udah ada
dirumah sakit.
“Acha…
kamu gapapa?” Tanya Yudha yang ga tau kapan datengnya
Aku
hanya diam dan membuang muka, menahan rasa sakit, kesal, dan kangen.
Diruanganku sudah ada mama, papa, Yudha, dan Echa. Ka Revan ? dia pasti lagi
basket, itu udah biasa. Haha
Setelah
aku keluar dari Rumah Sakit sebulan kemudian tepatnya 13 Maret aku berulang
tahun. Ga kerasa banget yaa udah ulangtahun yang ke-17 aja, dan ga kerasa juga
udah sebulan lebih marahan sama Echa dan Yudha. Pestaku cukup mewah, aku sangat
menikmati tapi Echa engga. Mungkin dia masih sedih gara-gara ga aku maafin. So?
Bodo ah. Tiba-tiba Echa jatuh dan pingsan. Aku kaget.. dia langsung dilarikan
ke Rumah Sakit. Echa kenapa ya? Aku was-was..
Setelah
2jam menunggu dokter keluar ruangan, dia bilang kalo kanker otak Echa semakin
parah gara-gara terlalu banyak pikiran. Dan kata dokter Echa hanya tinggal
menunggu waktu. Aku merasa bersalah, saat itu juga aku menangis. Tidak lama
kemudian Echa sadar.
“Echa
gapapa?” tanyaku
“gapapa
kok, Cuma agak pusing.” Jawabnya
“Echa
maafin Acha ya.” Kataku sambil menangis
“Echa
juga minta maaf, sebenernya waktu itu Yudha mau nanya sama Echa apa yang lagi
dipinginin sama Acha. Yaudah Echa bilang Acha lagi pingin pajangan rumah Barbie
gitu. Terus dia mau bikin sendiri buat hadiah Acha. Echa yang disuruh gambar
desainnya.” Kata Echa
“tapi
kenapa Yudha tadi ga dateng?” tanyaku
“kalo
itu Echa ga tau Cha, coba aja telepon.” Kata Echa
“yaudah
deh. Eh Echa, Acha pulang dulu yaa.” Pamitku
“okedeh
hati-hati yaa.” Sahut Echa
Aku
hanya membalasnya dengan senyuman, ga tau kenapa tiba-tiba hati aku ga enak
banget. Badan juga rasanya sakit semua. Pada saat sampai dirumah bibi bilang
kalo Yudha baru aja pamit, aku langsung mengejar. Dan… yaa ketemu…
“Yudha
maafin aku.” Kataku sambil menangis
“Yudha
juga minta maaf. Sebenernya….
“suuuut…
Aku udah tau kok.” Kataku memotong pembicaraan Yudha
Kemudian
Yudha mengecup bibir kecilku, itu first
kiss ku loh teman-teman.
“Aku
sayang kamu Acha.” Katanya sambil memelukku
“Aku
juga sayang kamu.” Kataku
“yaudah
Acha jangan nangis lagi, jangan sebel-sebel lagi. Kalo ngambek nanti lucunya
ilang.” Ledek Yudha
“Iyaa
iyaa.” Kataku sambil tersenyum
“hei,
itu senyum termanis yang pernah aku liat dari kamu.” Kata Yudha
“Emang
biasanya engga manis?” tanyaku
“tapi
yang ini beda kayak ada sesuatu. Semoga aja aku bisa liat senyum ini lagi.”
Kata Yudha
Tiba-tiba
handphoneku berbunyi…
“Halo…
ada apa ma? Ha? Apa? Yaudah iyaa Acha kesana.” Kataku
“Kenapa?”
Tanya Yudha
“Echa….
Waktunya ga lama lagi tinggal hitungan jam.” Kataku sambil menangis
“Yaudah
aku anter ya.” Kata Yudha
“yaudah.”
Kataku
Diperjalanan
aku hanya menangis, aku ga mau kehilangan Echa. Setelah sampai Rumah Sakit.
“Acha…
ma…a…fin… E…Cha..yaa.” kata Echa terengah-engah
“Echa
ga boleh pergi.. ga boleh. Kalo pergi kita harus sama-sama.” Kataku
“E…cha…u..dah..ga..ku…at…la..gi..
se..la..ma..t..ting…gal..semua..” kata Echa
“Echaaaaaaaaaaaaaaa.”
Aku menangis histeris
Pada
saat mau pulang, aku melihat sosok Echa disebrang jalan. Aku menghampirinya..
dan bruk… aku tertabrak mobil yang sedang melaju sangat kencang. Echa
menjemputku dengan mengulurkan tangan. Disana aku lihat Yudha, mama, papa, ka
Reno, dan ka Revan menangis. Aku pun melihat sosokku yang berlumuran darah.
Yudha memeluk ragaku, rasanya aku pun ingin memeluknya. Dia menangis sangat
histeris, aku ga tega . tapi aku dan Echa harus pergi untuk selamanya menuju
akhirat. Mungkin senyum yang berbeda tadi adalah senyum terakhirku, senyum
tanda cinta, dan senyum tanda perpisahan pada orang-orang yang aku sayang. Dan
kecupan tadi adalah kecupan pertama dan terakhir. Selamat tinggal semua…
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar