Minggu, 02 November 2014

EMBUN

Diposting oleh Arum Puspitarini di Minggu, November 02, 2014


EMBUN

                Ini adalah kisah seorang gadis berusia 17 tahun, bernama Embun. Dia adalah gadis yang baik hati, ceria, suka menolong dan ramah. Pada suatu hari Embun jatuh pingsan setelah olahraga. Awal mulanya karena Ia sakit perut. Lalu Ia dibawa ke UKS untuk istirahat. Embun adalah anak bungsu, Ia memiliki kakak laki-laki bernama Rama. Mereka berdua bisa dibilang cukup akur, Rama sangat menyayangi Embun. Suatu hari…

                “Kak Rama, akhir-akhir ini kok Embun sering banget saking perut ya? Abis itu pingsan.” Kata Embun
                “Perasaan kamu doing kali dek, makanya sarapan.” Jawab Rama
                “Ih kakak mah, Embun serius. Kan setiap hari Embun sarapan, ke sekolah juga bawa bekel kan.” Rengek Embun
                “Yaudah sana bilang ke Mama biar periksa ke dokter.” Kata Rama
                “Iya deh nanti sore Embun ke dokter ajak Mama.” Kata Embun
                Pada sore harinya…
                “Mamaaaa ayo berangkat.” Kata Embun
                “Iya Embun sebentar Mama kan lagi dandan.” Sahut Mama
                “Ih Mama ganjen ke dokter aja segala dandan, bilangin ke Papa nih. Hihi” Ledek Embun
                “Yeh nanti kan sekalian kita jalan-jalan, emang Embun ga mau jalan-jalan sama Mama?” Kata Mama
                “Mau lah Ma, apalagi dijajanin banyak. Hehe” Kata Embun
                “Dasar kamu, yaudah ayo berangkat.” Ajak Mama
                Sepanjang perjalanan Embun banyak bercerita tentang sekolahnya kepada Mamanya. Mamanya Embun adalah seorang Manager suatu perusahaan. Sedangkan Ayahnya Embun adalah seorang Direktur disebuah perusahaan. Dari segi ekonomi Embun termasuk gadis yang beruntung karena keperluaannya hampir semuanya bisa terpenuhi. Setelah berkendara selama 1 jam, akhirnya Embun sampai disebuah Rumah Sakit ternama di Jakarta. Setelah diperiksa Embun menunggu diluar. Lalu setelah itu…
                “Orangtua dari Embun?” Panggil suster
                “Iya suster.” Sahut Mamanya Embun
                Mamanya Embun masuk ke dalam ruangan dokter, setelah 30 menit berbincang dengan dokter. Mamanya Embun keluar dengan kondisi lemas. Beliau menangis sedih.
                “Mama kenapa?” Tanya Embun
                “Gapapa sayang.” Jawab Mama
                “Mama ga mungkin ga kenapa-napa. Buktinya Mama nangis gitu.”
                “Embun maafin Mama ya.” Kata Mama sambil memeluk Embun
                “Maaf kenapa Ma? Cerita dong.”
                “Maafin Mama ga bisa jagain Embun baik-baik.” Kata Mama
                “Ih Mama ngomong apa sih? Mama tuh selalu jagain Embun tau.”
                “Embun sayang harus kuat ya nak.”
                “Ih Mama kenapa sih? Emang Embun sakit apa?”
                “Embun…. Embun sakit kanker Pankreas.” Kata Mama sambil memeluk erat Embun
                “Embun kena kanker Ma?” Tanya Embun dengan muka sedih
                “Iya Embun, maafin Mama ya ga bisa jagain Embun.”
                “Udah ya Ma, Mama jangan sedih jangan nangis. Embun gapapa kok. Mama ga salah. Ini semua udah takdir Tuhan Ma, udah ya Mama nanti cantiknya ilang loh.” Kata Embun
                “Embun ga sedih?” Tanya Mama
                “Sedih sih tapi buat apa? Semua kan udah takdir. Ma, Embun laper mending kita makan terus belanja abis itu beliin Embun es krim deh. Hihihi yuk ah.” Ajak Embun
                Embun sangat terpukul mendengar tentang penyakitnya, tapi Ia berusaha untuk tidak memperlihatkan kesedihannya. Dia selalu ceria tanpa terlihat beban yang sedang Ia pikul. Pada suatu hari ada tetangga baru disebelah rumah Embun. Namanya Anto, bisa dibilang secara fisik Anto adalah idaman wanita. Anto dan Embun sudah saling berkenalan. Tak jarang mereka bermain bersama, untuk bersepeda atau sekedar mencari makan diluar. Anto juga masuk disekolah yang sama dengan Embun.
                Tak terasa sudah setahun terlewati oleh Embun. Embun bersyukur masih bisa melewatkan satu tahun bersama orang-orang yang sangat Ia sayangi. Pada suatu malam saat kumpul keluarga…
                “Ma, Pa, Kak Rama Embun mau nanya dong.” Kata Embun
                “Nanya apa sayang?” Tanya Papa lembut
                “Kalo Embun punya pacar boleh ga?” Tanya Embun
                “Hahaha gitu aja pake nanya sih dek.” Ledek Kak Rama
                “Ramaaaa, adeknya kan lagi nanya. Boleh kok sayang. Emang Embun lagi naksir cowok?” Kata Mama
                “Iya Ma, Embun suka sama Anto. Anto juga bilang suka sama Embun. Tapi Embun bilang kalo mau ngajak pacaran Embun ga mau dia ngomong lewat sms maunya langsung. Hehe” Kata Embun
                “Yaudah asal Embun seneng ya gapapa.” Kata Mama
                “Asiiiiiiik makasih Mama Papa Kak Rama. Aku sayang kalian semua.” Kata Embun sambil memeluk keluarga kecilnya.
Keesokan harinya, setelah pulang sekolah Anto mengajak Embun untuk pergi ke taman. Disana mereka duduk sambil makan es krim.
“Mbun, aku mau ngomong nih masalah yang kemarin.” Kata Anto
“Ngomong aja, aku dengerin kok.” Jawab Embun
“Kamu mau ga jadi pacar aku?”
“Sebelumnya aku mau nanya dulu nih sama kamu.”
“Nanya apa Mbun?”
“Kamu beneran mau pacaran sama aku? Ga nyesel? Emang kamu sayang sama aku?”
“Yaampun Embun, yaiyalah kalo aku ga sayang mana mungkin aku mau kamu jadi pacar aku.”
“Anto, aku sekarat. Aku sakit kanker Pankreas. Apa kamu ga malu pacaran sama aku?”
“Mbun, aku sayang sama kamu tulus dari hati aku ga peduli kamu sakit atau engga. Mbun, sebelum kamu bilang ini. Mama kamu udah sering bilang setiap kali aku mau ajak kamu jalan.”
“Kalo gitu aku terima kamu. Tapi kamu harus janji ga akan sakitin aku ya.”
“Iya Mbun.” Kata Anto sambil mencubit pipi Embun
Hari demi hari sudah dilewati, tidak terasa Embun kini sudah lulus SMA. Embun diterima di Perguruan Tinggi Negeri di daerah Jakarta. Sedangkan Anto diterima di PTN di daerah Bandung. Mereka menjalani hubungan jarak jauh, tapi tetap masih saling berkomunikasi. Pada suatu malam, Embun menangis di dalam kamarnya. Mama yang tidak sengaja mendengar, masuk kedalam kamar Embun.
“Mbun, Embun kenapa?” Tanya Mama lembut
“Gapapa kok Ma.” Jawab Embun
“Embun ga boleh bohong.”
“Embun emang ga pernah bisa bohong ya sama Mama.”
“Namanya juga anak Mama, ayo dong cerita ke Mama.” Bujuk Mama
“Ma, Embun sedih. Tadi Embun abis Video Call sama Anto. Disana Anto lagi main sama temennya tapi kebanyakan cewek Ma.”
“Embun kenapa sedih? Kalo Embun yakin Anto sayang sama Embun yaEmbun ga usah sedih.”
“Bukan itu masalahnya Ma. Embun takut kalo suatu saat Embun harus pergi Anto bakal lebih cepet ngelupain Embun.”
“Kok Embun bisa ngomong gitu?”
“Ma, umur ga ada yang tau kan? Embun masih bisa bertahan sampai sekarang aja itu udah bersyukur.”
“Embun sekarang bobo ya udah malem. Good night sayang.” Kata Mama sambil mencium kening Embun
Esok paginya Embun memutuskan untuk tidak berangkat kuliah. Embun pergi mencari bahan pakaian. Embun belanja banyak sekali. Mulai dari bahan pakaian, makanan, dan barang-barang lainnya. Setelah itu Embun pergi ke tukang jahit dan meninggalkan bahan-bahan itu disana. Selebihnya belanjaannya Ia bawa pulang kerumah. Sampai dirumah…
“Yaampun non, banyak banget bawaannya.” Kata Mbok Inah
“Iya Mbok, hehe. Mbok, tolong ambil kebaya yg di mobil deh.”
“Ini non kebayanya.”
“Nah iya itu buat mbok ya dipake loh kalo ada acara.”
“non Embun beneran ini buat mbok?”
“Bener lah mbok. Udah ya Embun mau masuk dulu.”
“Makasih ya non.”
Setelah selesai merapikan semua barang belanjaannya, Embun tertidur karena lelah. Sampai hari mulai pagi lagi. Embun bergegas mandi dan kembali membawa barang belanjaannya. Seperti biasa sebelum melakukan aktifitas, Embun memberitahu Anto.
Kali ini Embun pergi ke kampus, Ia menemui beberapa teman baiknya. Satu per satu teman terbaiknya diberikan barang yang sudah Embun bawa. Setelah itu Embun bergegas pergi ke Panti Asuhan disana Ia berbagi keceriaan bersama anak-anak yatim piatu. Kemudian ke Panti Jompo. Sampai yang tempat yang terakhir Ia kunjungi adalah sekolah darurat yang dikhususkan untuk anak-anak jalanan. Setelah semuanya selesai Embun bergegas kembali kerumah. Dirumah sudah gelap menandakan bahwa penghuninya sudah tidur. Embun masuk lewat pintu belakang. Tiba-tiba…
“Embun, kamu darimana?” Tanya Papa
“Maaf Pa, Embun telat pulang tadi ada urusan.”
“Urusan apa? Emang kamu ga bisa ngabarin?”
“Handphone Embun mati Pa jadi ga bisa ngabarin.”
“Kamu tuh ga bisa banget ya dikhawatirin sama orangtua. Kalo kamu kambuh gimana siapa yang repot?” Kata Papa dengan nada mulai tinggi
“Maafin Embun Pa.”
Tiba-tiba Embun merasa perutnya mulai sakit, dia hanya bisa memegang perutnya. Papanya panik dan kemudian menggendong Embun masuk kedalam mobil. Semua penghuni rumah terbangun dan bergegas ke Rumah Sakit. Embun koma selama 3 hari sampai akhirnya dia sadar.
“Pa, maafin Embun ya.” Kata Embun
“Maafin Papa sayang udah keras sama kamu.”
“Gapapa kok. Pa, Embun minta tolong ambilin baju yang ditukang jahit langganan kita boleh ga Pa?”
“Boleh sayang. Nanti sore Papa ambilin ya.”
“Iya Pa, sekalian kabarin ke Anto ya Pa. suruh kesini.”
“Iya sayang.”
Sorenya, setelah baju diambil Papanya Embun kembali ke Rumah Sakit.
“Mbun, ini baju siapa? Kok seragaman gini?” Tanya Papa
“Nanti kalo Anto udah dateng Embun jelasin ya Pa.”
Tak lama setelah itu Anto datang dengan membawa satu bucket bunga mawar merah kesukaan Embun.
“Papa Mama Kak Rama Anto, aku mau kalian ganti baju ini sekarang. Nanti aku juga ganti.” Pinta Embun
“Buat apa Mbun?” Tanya Kak Rama
“Udah ih pake aja ga usah bawel.” Kata Embun
“Udah seragam semua nih Mbun.” Kata Kak Rama
“Nah sekarang kita foto ya. Embun sengaja bikin baju seragaman ini buat kita.”
Setelah foto Embun meminta waktu untuk bicara berdua dengan Anto. Embun meluapkan apa yang Ia rasakan saat jauh dari Anto. Dari menahan rindu sampai Ia harus selalu menyimpan rasa was-was. Setelah itu Ebun mengeluarkan sebuah kotak dan diberikannya kepada Anto.
“Anto, ini jam yang kamu incer dari kemarin. Aku kemarin nyari ini susah juga loh.” Kata Embun
“Yaampun Mbun kamu kenapa sih selalu kasih kejutan buat aku? Aku tuh ga bisa balesnya.”
“Aku ga butuh balesan kamu kok. Cukup liat kamu tersenyum karena aku itu udah jadi balesan yang terindah buat aku. Aku sayang sama kamu.”
“Embun aku juga sayang sama kamu.” Kata Anto sambil memeluk Embun
Setelah 7 hari dirawat akhirnya Embun diperbolehkan pulang. Embun diharuskan beristirahat total. Karena bosan, saat Papa dan Mamanya pergi Embun memutuskan untuk pergi mencari udara segar diluar. Tanpa Ia sadari hari sudah menjelang sore, Ia pun bergegas pulang. Sesampainya dirumah perutnya kembali mengalami sakit yang luar biasa, kali ini nafasnya pun ikut terasa sesak. Lalu… Bruk.. Embun pingsan. Kak Rama yang mendengarnya langsung menggendong Embun masuk kedalam kamar. Setelah Papa dan Mamanya pulang Embun masih tidak sadarkan diri. Kemudian Anto datang. Tak lama setelah itu sahabat-sahabatnya Embun juga datang. Tiga jam tidak sadarkan diri akhirnya Embun membuka matanya.
“Mbun, kalo Embun mau pergi sekarang Mama ikhlas sayang. Daripada Embun harus selalu ngerasa sakit.” Kata Mama sambil menangis
“Mbun, Mbun mau apa sayang?” Tanya Papa
Mbun hanya diam dan menunjuk sebuah benda yang ada diatas mejanya. Benda itu adalah sebuah DVD.
“Mbun, kalo Embun udah ga kuat nahan rasa sakit Anto ikhlas kok negbiarin Embun pergi. Anto janji akan tetep sayang sama Embun sampai kapan pun. Embun itu cewek terbaik yang pernah Anto temui didalam hidup Anto.” Kata Anto sambil menangis
“Mbun, Embun sayang kita ikhlas kok kalo Embun mau pergi sekarang. Kita juga ga tega liat Embun harus disuntik dan minum obat terus-terusan.” Kata salah satu sahabat Embun
“Dek, kakak ikhlas kalo adek mau pergi. Kakak pesen adek sering-sering dateng ya kalo kakak lagi kangen.” Kata Kak Rama
“Mbun mau dibantu sayang?” Tanya Papa
Embun hanya mengangguk, kemudian Papa membacakan dua kalimat Syahadat. Dan… Embun menghembuskan nafas terakhirnya. Semua yang ada disitu menangis histeris, terlebih Mamanya. Embun langsung dimandikan kemudian dimakam kan. Duka yang dalam mengiri pemakaman gadis yang dikenal ceria itu. Seusai acara pemakaman dan pengajian, Papa Mama Kak Rama dan Anto sama-sama melihat DVD yang diberikan oleh Embun. Disitu ada rekaman bagaimana dia membahagiakan orang-orang disekitarnya. Dan disitu Ia merekam dirinya sendiri untuk menyampaikan sesuatu.
“Hai nama aku Embun, aku adalah gadis yang paling beruntung sedunia. Aku punya Mama Papa Kak Rama dan Pacar yang paling setia Anto. Kalian tau aku dilahirkan dengan tugas membahagiakan orang-orang disaat terakhirku. Kenapa aku bilang begitu? Karena saat ini aku sedang mengidap sakit kanker pancreas. Jangan sedih, karena aku ga sedih. Hihi Aku mau berterima kasih pada semua orang yang sudah menyayangiku. Tanpa kalian aku ga akan bisa sekuat sekarang ini. Buat Mama Papa maaf karena kalian harus kehilangan gadis cantik yang super unyu ini. Huhu buat Kak Rama maaf ga bisa jailin kakak lagi. Dan untuk Anto maaf ga bisa cemburu lagi sama kamu. Kalian semua adalah Anugerah terindah yang pernah Tuhan kasih buat aku. Kalian itu semangat aku buat bertahan sampai titik ini. Seandainya aku pergi jangan lupain aku ya. Karena aku paling ga bisa dilupain. Aku sayang sama kalian semua. Maafin aku kalo aku punya banyak salah. Byeeeeee.”
Semua terharu oleh video singkat yang Embun buat khusus untuk mereka. Kini Embun sudah tenang di alam sana. Tidak ada lagi sakit yang harus dia rasakan. Tidak ada lagi tawa ceria yang selalu Ia pancarkan. Yang ada hanyalah kenangan tentang “EMBUN”.


TAMAT

0 komentar:

 

ALOHA♥ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea