1.
KONFLIK
A.
Pengertian Konflik
Konflik
didefinisikan sebagai perselisihan atau percekcokan.
Konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan cara
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik
adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan,
dan sumber daya yang bersifat langka menetralkan atau melenyapkan lawan.
Konflik
adalah proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan.
B.
Sumber Konflik
·
Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
·
Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
·
Konflik
antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
·
Konflik
antar atau tidak antar agama
·
Konflik
antar politik.
·
Konflik
individu dengan kelompok
Konflik terjadi disebabkan oleh berbagai jenis
kondisi pendahulu ( Robbins,1974; Walton and Dutton, 1969). Enam kategori
penting kondisi-kondisi pemula (antecedent conditions) meliputi :
- Persaingan terhadap sumber-sumber
- Ketergantungan pekerjaan
- Kekaburan bidang tugas
- Problem status
- Rintangan komunikasi
- Sifat-sifat individu.
C.
Strategi
penyelesaian konflik
Terdapat banyak ragam cara yang ditempuh
kelompok yang terlibat konflik dalam memberikan tanggapannya. Beberapa reaksi ,
misanya penarikan diri dan penghalusan adalah usaha-usaha untuk menghindarkan
suatu pertikaian atas perbenturan kepentingan atau nilai. Tanggapan-tanggapan
(strategi) yang lain seperti: bujukan, paksaan, tawar-menawar, serta pemecahan
masalah bersama, adalah bentuk-bentuk konfrontasi yang memiliki
konsekuensi-konsekuensi yang berbeda untuk penyelesaian suatu konflik.
2. Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama
dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
A. Teori Motivasi
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y
Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan
yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang
dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki
alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam
pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan
semangat, seperti contoh dalam percakapan “saya ingin anak saya memiliki
motivasi yang tinggi”. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut
menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu
dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada
yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan
motivasi sama dengan semangat.
Sumber :
Sosiologi Jilid 2 Oleh Kun
Maryati
Sentanoe Kertonegoro Manajemen Organisasi
0 komentar:
Posting Komentar